Naik Betor

Ini pengalaman pertama naik betor. Kesan gue adalah … antusias!

Ada cerita di balik keantusiasan gue. Fiuh…

Gue itu termasuk orang yang malas naik kendaraan berasap kalo jaraknya tergolong dekat. Satu setengah kilometer, lumayanlah untuk nguapin keringat. Tapi hari ini lain. Amat malas jalan kaki di Medan nenteng-nenteng kardus seberat 11 kilo lebih 270 gram. Isinya cuma katalog pula. Bah, rugi kali!

Mending dijemput orang HOR (House of Roman). Enak, tanpa biaya, gratis pula. Makanya, sejak awal gue landed di Kualanamu, udah gue WhatsApp masing-masing mereka. Dan ternyata mereka nggak ada yang respon. Gue sendirian di Medan. HJKLSKDKFHFKFKHKK!!

Baiklah, gue kudu cari akal. Dan karena akal gue pendek, betor adalah jalan satu-satunya. Yup, satu-satunya. Becak jalannya pelan banget, sedangkan ojek/gojek ga punya space gede untuk nampung katalog 11kilogram. Pun gocak–yeah, you got me: gojek becak–malas kali download aplikasinya, apalagi sign up nya. Blah blah blah. Betor adalah satu-satunya.

Ga bisa gue deskripsikan dalam bahasa manusia bagaimana kegirangan gue naik becak bermotor. Dan gue hanya bisa berselfie. Hadiah buat kalian yang capek-capek baca kisah ini. Love you too, guys!

image

4 Replies to “Naik Betor”

  1. Wihh naik bentor di medan?
    Baek-baek ya bang.
    Tas dikekepin terus karenaaaa
    Teman-teman saya sering jadi korban jambret di bentor saat bentor berjalan.
    😂😂
    Seriusan, karena kan salah satu cab ada di Medan dan sering dapet cerita karyawan kami kena jambret di bentor.

    1. Whoaaaaa serem banget ya! :O
      Parah cara operasi mereka ya. Ckckck. Kudu ati ati.
      By the way, thx ya infonya : )

Leave a reply to nengsyera Cancel reply